Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kenapa nulis artikel blog tidak beres-beres

Kenapa nulis blog tidak beres-beres

Kenapa nulis artikel blog tidak beres-beres, padahal hanya menulis satu artikel dengan panjang sekitar 500 sampai 1000 an kata saja.

Seharusnya dengan waktu cukup kurang lebih satu jam, satu artikel dengan panjang sekitar 500an kata itu bisa beres. Tapi kenyataannya bisa berjam-jam tidak beres, bahkan bisa sampai berganti hari pun masih tetap belum tuntas juga satu artikel.

Hal tersebut sering kali dialami oleh bloger pemula, atau bisa jadi bloger lama pun masih seringkali mengalami hal tersebut.

Dalam dunia bloger keahlian menulis adalah kunci utamanya, jadi jika satu artikel saja lama dibutanya, bagaimana mau mengisi blog dengan banyak konten yang berkualitas.

Bagi sebagian bloger mungkin untuk konten artikel blog mereka dari pada cape-cape dan lama menulis artikel lebih baik membelinya. Tapi untuk sebagian bloger yang tidak punya budget untuk membeli artikel ya terpaksa harus menulis sendiri.

Sebenarnya menulis sendiri artikelnya itu lebih baik kepada blog dan pribadi blogernya sendiri daripada dengan membeli artikel yang sudah jadi. Kita tidak tahu resiko apa yang akan terjadi setelah artikel hasil membeli itu kita posting.

Tapi bukan berarti saya melarang untuk membeli artikel kepada orang lain, itu silahkan saja apalagi jika punya budget husus untuk membeli artikel.

Sebaiknya untuk bloger pemula itu menulis sendiri artikel yang akan diposting di blognya.

Biasanya salah satu kendala dalam menulis artikel bagi bloger pemula adalah tidak tuntas-tuntas satu artikel pun, jika pun beres satu artikel itu bisa memakan waktu yang lama.

Menulis artikel blog itu berbeda dengan menulis buku untuk dicetak. Menulis buku itu banyak sekali kaidah yang harus dipenuhi agar lolos dari seorang editor dan layak terbit.

Tapi untuk artikel blog tidak serumit menulis buku, hanya bagaimana kita menyampaikan sebuah ide secara tertulis dengan tidak harus begitu mengindahkan kaidah menulis yang benar.

Kata-kata yang ditulis tidak harus baku, bisa menggunakan bahasa sehari-hari yang biasa digunakan. Yang terpenting menggunakan bahasa yang baik bukan bahasa-bahsa kasar dan kotor. Dan pastinya arikelnya bisa dimengeri pembaca.

Seiring waktu dan masa jika sudah sering menulis maka kualitas tulisan pun akan berubah menjadi lebih baik, cara penyajian idenya pun akan lebih berkembang. Kosa kata yang digunakan akan lebih kaya, tidak menggunakan kata-kata yang standar.

Berbeda lagi jika kita menulis sebuah artikel yang SEO friendly, ada kaidah-kaidah tertentu yang harus dimengerti, sehingga cara menulisnya pun berbeda. Menulis artikel SEO selain harus menumpahkan ide dalam otak, juga harus memenuhi aturan algoritma mesin pencari. Harus riset kata kunci, waktu yang dibutuhkan pun cukup lama jika ingin mencari kata kunci yang bagus. Inilah biasanya yang membuat agak lama menulis artikel SEO.

Dalam kepenuliasan baik itu menulis biasa atau menulis SEO sering kali banyak hambatannya, sehingga untuk mentuntaskan satu tulisan pun cukup lama. 

Berikut ini hambatan yang pernah saya rasakan dan kadang kala hambatan ini masih sering muncul saat menulis.

Distraksi

Distraksi adalah hambatan yang paling sering kali terjadi. Distraksi adalah gangguan-gangguan yang datang karena ulah sendiri atau ulah pihak lain yang bisa menghambat dalam menulis.

Berikut ini biasanya distraksi yang datangnya dari diri sendiri :

1. Distraksi dari Sosial Media

Ketika ide sudah di kepala lalu ditumpahkan dalam sebuah tulisan, ditengah-tengah sedang asik menulis, muncul ide untuk membuka Facebook.

Jari ini secara tidak sadar mengklik Facbook yang tadinya belum kebuka. Scrol-scrol sampai lupa sedang menulis artikel.

Untuk memulai menulis lagi biasanya berat karena mood mulai berubah, apalagi jika melihat status-status yang membuat hati gundah.

Distraksi ini bukan hanya dari facebook saja, bisa dari Twitter, Instagram, dan sosial media lainnya.

Untuk menghilangkan kebiasaan ini memang harus dari diri sendiri, tapi jika mau bisa dibantu dengan bantuan aplikasi atau addons untuk memblok sementara sosial media. Cari saja di internet banyak aplikasi dan addons nya.

2. Distraksi dari Youtube

Biasanya ada sebagian orang yang senang menulis sambil mendengarkan musik, musiknya diputar melalui youtube. Atau ada juga senang menulis sambil mendengarkan podcast, banyak sekali podcast di youtube sekarang.

Jika lagu atau podcastnya habis atau ingin mengganti lagu otomatis harus membuka youtubenya. Jika di beranda muncul video yang menarik atau ada video yang sudah lama ingin ditonton pasti jari langsung mengklik thumbnail video tersebut.

Yang namanya nonton video biasanya lebih dari 5 atau 10 menit, apalagi jika terus-terusan muncul video yang menarik, makin lama nontonnya.
Waktu untuk menulis artikel pun tercuri, dan bisa jadi mengubah mood lagi. Mending jika moodnya menjadi semangat, tapi kebanyakannya malah menjadi malas untuk menulis.  

3. Distraksi dari HP

Sedang asik menulis muncul notif dari Whatsapp pas dibuka ada kabar yang menghebohkan. Lanjut "ngegibah" chatting teman sana-sini dan share-share ke grup.

Belum lagi jika ada telepon dari teman yang ingin curhat tentang masalah pasangannya, makin lama saja tangan memegang HP. 

Ide-ide yang ingin ditulisan pun pada kabur entah kemana, dan susah untuk dipanggil kembali karena sudah tenggelam dimakan curhatan teman.

Masih banyak distraksi-distraksi lain yang diakibatkan oleh diri sendiri, tapi tiga distraksi diatas yang menurut saya paling besar pengaruhnya saat menulis.

Untuk solusinya hanya bisa ditentukan oleh diri sendiri juga, harus mulai belajar tegas kepada diri, supaya bisa menyelesaikan tulisan yang sudah direncanakan.

4. Distraksi dari luar diri

Untuk distraksi dari luar itu sebenarnya diluar kuasa diri, karena datangnya bisa tiba-tiba. Misalnya ada salah satu anggota keluarga kita ingin minta tolong, kita tidak bisa langsung menolaknya. 

Untuk menghindari distraksi dari luar diri saat menulis artikel, kita harus mencari waktu dan tempat yang tepat. Atau membuat perjanjian dengan orang yang ada disekitar kita untuk tidak dulu mengganggu saat kita sedang menulis. Bukan berarti egois tapi hal tersebut salah satu caranya, jika memang tidak bisa ditunda ya mau apa lagi harus mendahulukan orang lain.

Kurang bahan atau data

Awal-awal menulis artikel saya biasanya langsung ketik begitu saja, tanpa mempersiapkan bahan, referensi dan datanya terlebih dahulu. Jika kebayang saat menulis baru mencari referensi, dan biasanya itu juga menjadi sebuah distraksi. Karena pada saat mencari referensi tidak langsung ketemu bahan yang sesuai.

Jika menulis artikel biasa mungkin tidak harus menggunakan bahan atau data yang banyak, apalagi jika membuat artikel tentang curhatan pribadi tidak harus mencari referensi lain.

Kadang saat menulis harus mencari referensi lain sebagai bahan pelengkap tulisan. Jika tidak ada referensi yang lengkap maka akan berpengaruh kepada lama waktu menulis juga.

Biasakan sebelum menulis melengkapi dulu referensinya, jika ada data yang ingin ditampilkan penuhi datanya juga.

Jika bahan, referensi dan data sudah cukup maka bisa langsung menulis. Menulis mengalir dulu baru lengkapi dengan referensi dan data yang sudah disiapkan.

Sering mengkoreksi tulisan

Saat menulis biasanya langsung mengoreksi hasil tulisan, padahal belum tuntas tulisannya. Mengoreksi apakah salah ketik, kurang huruf atau bahkan mencari kata-kata yang dirasa tidak nyambung.

Hal ini biasanya karena kurang PD pada saat menulis hingga sering dikoreksi duluan. Jika mengoreksi tulisan sebelum beres tulisannya biasanya ide-ide yang ingin ditulis akan hilang dan juga menjadi lama waktu penulisannya.

Scroll lagi ke atas, baca lagi kata perkata yang sudah diketik padahal baru menulis dua tiga paragraf. Kebiasaan inilah dulu saya lakukan, sehingga untuk menulis satu artikel saja lamanya minta ampun.

Jika sedang menulis, menulis saja mengalir mengeluarkan ide-ide yang ada dikepala. Tabrak-tabrak aja dulu kaidah yang ada, biarkan saja dulu jika ada yang salah ketik atau kurang huruf saat mengetiknya. Biarkan aja dulu antar kalimat yang belum nyambung dan belum lengkap.

Setelah dirasa cukup tulisannya, maka saatnya untuk mengoreksi dari atas, baca lagi dan teliti lagi kalimatnya. Apakah sudah sesuai dengan ide yang seharusnya disampaikan, tambahkan atau kurangi jika belum sesuai.

Perangkat tidak mendukung 

Yang membuat lama saat menulis biasnya juga dari perangkat yang kurang mendukung, menulis dengan HP dan menulis dengan laptop itu berbeda. Menulis menggunakan netbook ukuran layar kecil dengan menulis menggunakan laptop dengan layar lebar itu berbeda.

Semakin nyaman perangkat menulis, semakin cepat juga rentang waktu yang digunakan saat menulis.

Belum lagi posisi kita menulis, apakah sambil duduk atau sambil tengkurap menulisnya. Menulis sambil duduk itu membuat menulis lebih cepat dibandingkan dengan tengkurap.

Duduk dikursi dan laptop di meja adalah cara menulis yang ideal menurut saya. Selain nyaman saat menulis, juga bisa lebih berakselerasi saat menulis.  

Tidak bisa menulis

Menulis itu skill yang bisa dilatih dan diasah. Awal-awal menulis memang pasti butuh sebuah pengorbanan. Dan pastinya bisa jadi kenapa nulis blog tidak beres-beres.

Tapi sebenarnya alasan tidak bisa menulis bukan alasan yang bisa dimaafkan. Karena menulis bisa dilatih, asal ada kemauan dan tekad yang kuat.

Menulis saja terus dan menulis saja yang banyak, nanti juga bisa dan biasa menulis. Bahkan pasti akan bisa menulis dengan cepat. 

Jadi jika hanya membuat satu artikel saja tidak akan sulit dan bisa tuntas dengan sekejap. 

Malas

Kalau alasan kenapa nulis artikel blog tidak beres-beres karena malas ini alasan yang tidak bisa dimaafkan. Malas itu sebuah karakter yang harus diubah. Jika sifat ini masih melekat dalam diri maka untuk menulis satu artikel saja tidak akan jadi-jadi.

Malas itu berkaitan dengan diri, orang lain tidak bisa merubahnya. Orang lain mungkin hanya sebagai pemantiknya saja, dan untuk bisa membakar sifat malas agar bisa hilang dari diri harus orang yang bersangkutan tidak bisa diwakilkan.


Itu mungkin faktor-faktor menurut saya yang bisa menghambat sehingga kenapa nulis artikel blog tidak beres-beres. Motivasi terbesar untuk membereskan satu artikel dengan cepat itu ada dalam diri sendiri.

Posting Komentar untuk "Kenapa nulis artikel blog tidak beres-beres"